Selasa, 08 Mei 2012

KOMUNIKASI MASSA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Apakah dalam masyarakat modern saat ini kita bisa lepas dari pengaruh media massa? Ketika mendiskusikan sebuah topik aktual, bisakah topik tersebut tidak berkaitan sama sekali dengan berita-berita yang disajikan koran, televisi, internet atau radio? Apakah seorang dosen dalam menganjar bisa lepas dari sebuah buku? Apakah kita tidak pernah sekalipun melihat televisi atau mendengar siaran radio? Tak terkecuali tanyakan pula dari umumnya anak-anak mengenal presidennya? Misal dari gurunya, lalu gurunya mengenal presiden itu dari mana? Jawabannya tentu dari buku atau media lain.

Setidaknya sampai saat ini, belum ada kesepakatan yang tegas mengenai definisi komunikasi massa. Ada sejumlah ahli komunikasi yang di dalam pembahasannya cenderung lebih menenkankan pada media yang dipergunakan dalam aktifitas komunikasi tersebut. Menurut mereka justru pada media itulah yang dapat menunjukkan perbedaan antara komunikasi massa dengan jenis komunikasi lainnya.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merumuskan beberapa poin tentang komunikasi massa diantaranya.
a) Definisi komunikasi massa?
b) Karakteristik komunikasi massa?
c) Fungsi komunikasi massa?
d) Model-model komunikasi massa?
e) Dampak/Efek komunikasi massa?


1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penulis menulis makalah ini agar pembaca mengetahui definisi komunikasi massa, apa saja karakteristik dari komunikasi massa, fungsi komunikasi massa, bagaimana model-model komunikasi massa dan dampak/efek dari komunikasi massa.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa menurut para ahli :
1) Tap dan wright dalam Liliweri. 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran media dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu.

2) Bittner (Rakhmat, seperti yang disitir Komala dalam Karlina, dkk. 1999), yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. (mass comunication is messages comunicated throught a mass medium to a large number of people).

3) Gerbner (1967) mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous floe of messages in industrial societies. (komunikasi adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri).

4) Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang meyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.

5) Joseph A Devito, komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa, serta tentang media yang digunakan. Ia mengemukakan definisinya kedalam dua item : pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa. Kedua komunikasi adalah komunikasi yuang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan visual.

Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan para ahli komunikasi , nampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip bahkan definisi satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian komunikasi massa.

Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa tersebut menjadi : “komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, seperti yang dikutip Komala, dalam Karlinah, dkk. 1999).

2.2Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti komunikasi antarpesonal dan komunikasi kelompok. Perbedaan itu meliputi komponen-komponen yang terlibat didalamnya, juga proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut[1].

a) Komunikator terlembagakan
Dengan mengingat kembali pendapat wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.

b) Pesan bersifat umum
Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang, yang tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini.

c) Komunikannya anonim dan heterogen
Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. disamping anonim komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang, agama dan tingkat ekonomi.

d) Media massa menimbulkan keserempakan
Jumlah sasaran khalayak atau komunikan relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

e) Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan
Setiap kominikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpesona, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya pada komunikasi massa yang penting adalah unsur isi.

f) Komunikasi massa bersifat satu arah
Komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui komunikasi massa maka komunikatornya dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan komunikan pun aktif menerima pesan namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona. Dengan demikian komunikasi massa itu bersifat satu arah.

g) Stimulasi alat indra “terbatas”
Dalam komunikasi massa stimulus alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif khalayak hanya mendengar sedangkan pada media televisi dan film kita menggunakan indra penglihtan dan pendengaran.

h) Umpan balik tertunda (delayed)
Umpan balik atau yang lebih populernya feedback sebagai respons mempunyai volume yang tidak terbatas pada komunikasi antarpesona. Bila saya memberikan kuliah pada anda secara tatap muka, saya akan memperhatikan bukan saja ucapan anda, tetapi juga kenyitan mata, gerak bibir, posisi tubuh, intonasi suara dan gerakan lainya yang dapat saya artikan. Semua simbol tersebut merupakan umpan balik yang saya terima lewat seluruh alat indra saya. Umpan balik ini bersifat langsung (direct feedback) atau umpan yang bersifat segera (immediate feedback).

2.3Fungsi-Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Fredererick C. Whitney (1988) antara lain: (1) to inform (menginformasikan), (2) to entertain (memberi hiburan), (3) to persuade (membujuk), dan (4) transmission of the culture (transmisi budaya)[2]. Sementara itu, fungsi komunikasi massa menurutJohn Vivian dalam bukunya The Media of Mass Comunication (1991) disebutkan; (1) providing information, (2) providing entertainment, (3) helping to persuade, dan (4) contributing to social cohesion (mendorong kohesi social). Ada pula fungsi komunikasi massa yang pernah di kemukakan olehHarol D. Lasswel yakni, (1) surveillance of the environment fungsi pengawasan), (2) correlation of the part of society in responding to the environment (fungsi korelasi), (3) transmission of the social heritage from one generation of the next (fungsi pewarisan social). Sama seperti pendapat Lasswell,Charles Robert Wright (1988) menambah fungsi entertainment (hiburan) dalam fungsi komunikasi massa.

A. Informasi
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi memberitakan informasi disamping fungsi-fungsi yang lain.

B. Hiburan
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televise sebagai media hiburan. Setelah kelelahan dengan aktivitasnya masing-masing, ketika malam hari berada dirumah, kemungkinan besar mereka menjadikan televise sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga.

C. Persuasi
Fungsi persuasive komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau di perhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika di perhatikan secara lebih jelas ternyata terdapat fungsi persuasi. Tulisan pada tajuk rencana, artikel, dan surat pembaca merupakan contoh tulisan persuasive.

D. Transmisi Budaya
Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mampu mempunyai dampak pada penerimaan individu, demikian juga beberapa bentuk komunikasi menjadi bagian dari pengalaman dan pengetahuan individu.

E. Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka.

F. Pengawasan
Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental.

G. Korelasi
Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Sebuah berita yang disajikan oleh seorang reporter akan menghubungkan antara narasumber (salah satu unsure bagian masyrakat) dengan pembaca surat kabar (unsure bagian masyarakat yang lain).

H. Pewarisan Sosial
Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Jika suatu media cetak yang memberitakan ulang tahun Bung Hatta (proklamator RI) dengan alasan disertai ide-ide brilian wakil presiden pertama RI tersebut, media cetak itu sedang berfungsi mewariskan ide dan gagasan Bung Hatta kepada generasi selanjutnya, misalnya idea tau gagasannya tentang koprasi yang saat ini sudah disalahgunakan untuk kepentingan politik.

I. Melawan Kekuasaan dan Kekuasaan Represif
Komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif. Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi yang di ungkapkannya ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan. Komunikasi massa juga bisa berperan untuk memperkuat kekuasaan, tetapi bisa juga sebaliknya.

J. Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat. Ketiga pihak ini dianggap tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan masing-masing pihak. Oleh karena itu, bisa disebut dengan hubungan trikotomi. Hubungan trikotomi tersebut tidak demokratis[3].

2.4 Model-Model tentang Proses Komunikasi Massa

a) Model Jarum Suntik (Hypodermic Needle Model)
Model jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap (one step flow), yaitu dari media massa lanngsung pada khalayak sebagai massa audience. Model ini mengasumsikan, media massa secara langsung, cepat dan mempunyai efek yang amat kuat atas massa audience. Model Hypodemic Needle cenderung sangat melebihkan peranan komunikasi massa dengan media mass[4].


b) Model Alir Dua Tahap (two-step flow model)
Model ini menyatakan, pesan-pesan media massa tidak seluruhnya mencapai massa audience secara langsung, sebagian besar malahan berlangsung secara bertahap. Tahap pertama dari media massa kepada orang-orang tertentu di antara mass audience (opinion leaders) yang bertindak selaku gate-leaders. Dari sini pesan-pesan media ditentukan kepada anggota-anggota mass audience yang lain sebagai tahap yang kedua sehingga pesan-pesan media akhirnya mencapai seluruh penduduk.

c) Model Alir Satu Tahap (one-step flow model)
Hampir serupa dengan Model Hypodermic Needle, model alir satu tahap ini menyatakan, saluran-saluran media massa berkomunikasi secara langsung kepada mass audience, dalam arti pesan-pesan media mengalir tanpa harus melalui opinion leaders. Namun, berbeda dengan Model Hypodermic Needle, model alir satu tahap mengakui, bahwa pesan-pesan komunikasi penerima-penerima yang seluruhnya sama. Efek yang ditimbulkan juga tidak selalu sama untuk masing-masing penerima.


d) Model Alir Banyak Tahap (multi-step flow model)
Model alir banyak tahap merupakan golongan dari semua model. Model ini menyatakan, pesan-pesan media massa menyebar kepada khalayak melalui suatu interaksi yang amat kompleks. Media mencapai khalayak dapat secara langsung dan dapat pula melalui macam-macam penerusan (relaying) secara beranting, baik melalui pemuka-pemuka masyarakat (opinion leaders) maupun melalui situasi saling berhubungan antara anggota khalayak.

2.5 Efek Komunikasi Massa
Secara umum komunikasi massa mempunyai tiga efek. Berdasarkan teori hierarki efek yaitu[5]:
a) Efek kognitif, pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya.
b) Efek afektif, di mana pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dan khalayak.
c) Efek konatif, di mana pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Walaupun para ahli banyak mendefinisikan tentang komunikasi massa, kita simpulkan bahwa komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan komunikator melalui media massa (cetak maupun elektronik) secara tidak langsung dan satu arah pada komunikan, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh.

Karakteristik komunikasi massa diantaranya : Komunikator terlembagakan, pesan bersifat umum, komunikannya anonim dan heterogen, media massa menimbulkan keserempakan, komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan, komunikasi massa bersifat satu arah, stimulasi alat indra “terbatas”, umpan balik tertunda.
Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Fredererick C. Whitney (1988) antara lain: (1) to inform (menginformasikan), (2) to entertain (memberi hiburan), (3) to persuade (membujuk), dan (4) transmission of the culture (transmisi budaya).

Model-model komunikasi massa ada empat model diantaranya Model jarum suntik yaitu media massa lanngsung pada khalayak sebagai massa audience. Model Alir Dua Tahap Model ini menyatakan, pesan-pesan media massa tidak seluruhnya mencapai massa audience secara langsung, sebagian besar malahan berlangsung secara bertahap. Model Alir Satu Tahap yaitu pesan-pesan media mengalir tanpa harus melalui opinion leaders, namun model alir satu tahap mengakui, bahwa pesan-pesan komunikasi penerima-penerima yang seluruhnya sama. Efek yang ditimbulkan juga tidak selalu sama untuk masing-masing penerima. Model Alir Banyak Tahap yaitu model alir banyak tahap merupakan golongan dari semua model.

Secara umum komunikasi massa mempunyai tiga efek. Berdasarkan teori hierarki efek yaitu efek kognitif efek konatif dan efek afektif.


DAFTAR PUSTAKA
Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si dan Dra. Lukiati Komala, M.Si. komunikasi massa.Simbiosa Rekatama Media.Bandung 2007
Wiryanto.Teori Komunikasi Massa.Gramedia.Jakarta.2006
Nurudin.Pengantar Komunikasi Massa.2007.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta
Fajar, Marhaeni.Ilmu Komunikasi Teori & Praktik.2009.Graha Ilmu.Jakarta

[1] Komunikasi Massa. Drs. Elvinaro Ardianto. Hlm 15.
[2] Pengantar Komunikasi Massa, Nurudin, M.Si. Hlm 64
[3] Pengantar Komunikasi Massa. Nurudin, M.Si. Hlm 90
[4] Teori Komunikasi Massa. Wiryanto. hlm 23
[5] Ilmu Komunikasi teori & Praktik. Marhaeni Fajar Hal 224

2 komentar:

  1. mantap gan... tugas kuliah neh... ane ngutip yap....

    tengkyu

    BalasHapus