![]() |
Salah satu rumah yang dihias motif batik di Kampung Batik Palbatu |
Kampung
Batik Palbatu, nama yang kini melekat pada jalan Palbatu, Kelurahan Menteng
Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Konsep menjadikan palbatu sebagai
kampung batik terinspirasi dari kampung batik Laweyan di Solo. “Awal konsep
Kampung Batik Palbatu mau seperti kampung batik yang berada di daerah Jawa atau
Solo” ungkap Harry salah satu pengagas Kampung Batik Palbatu.
Penggagas
ide ini terdiri dari lima orang Ismoyo W Bimo, Harry Domino, Iwan Darmawan, Safri
dan Agus. “Awal yang mempunyai ide Mas Bimo dan Mas Iwan. Lalumereka mengajak
saya, Mas Safri dan Mas Agus untuk ikut gabung mensukseskan konsep Kampung
Batik Palbatu” Jelas Harry.
Penggagas
ide ini bertujuan melestarikan budaya batik yang sempat diklaim oleh Malaysia.
Selain itu memperkenalkan batik pada masyarakat khususnya warga Jakarta bagaimana
proses membatik. “Tujuan utamanya melestarikan batik dan memperkenalkan batik
pada masyarakat” Ujar Harry kepada penulis. Membatik tidak hanya sekedar
mencanting saja di kaos atau baju tetapi bisa dengan membatik tas, sendal,
sepeda, motor, dinding rumah dan lain-lain. “Langkah awal kami membatik jalan
dengan diecat bermotif batik, selanjutnya dinding rumah warga, ada juga warga
dengan inisiatif sendiri membatik pot bunga” TambahHarry.
Harry
dan Kawan-Kawanya membangun konsep Kampung Batik Palbatu bermodalkan secara
swadaya. Dari warga untuk warga, cat-cat bekas dikumpulkan untuk mengecat
dinding rumah warga. “Satu rumah kita cat, kemudian warga lain juga meminta
untuk dicat rumahnya” kata Harry. Saat ini kurang lebih 15 Rt yang sudah dicat
bermotif batik. Hal ini akan terus bertambah jika warga mengizinkan rumahnya
dicat.
Dari
konsep ini selain bisa melesterikan budaya batik. Perekonomian warga Palbatu
juga ikut terangkat, sebab kini banyak warga
membuka kios batik di Pelataran rumahnya. Sehingga dengan begitu usaha
batik akan berkembang. “Selain bisa melestarikan batik, hal ini membantu
perekonimian dibidang batik, dari pembuat batik dan warga yang menjualnya”
tutur Harry. Saat ini sanggar batik yang dimilki Palbatu baru dua yakni sanggar
batik cantingku dan sanggar batik setapak. Hal ini akan bertamabah jika warga
sudah terbuka akan melestarika batik.
Konsep
ini digagas pada Mei tahun lalu. Untuk memeriahkan acara ini keempat penggagas
mengadakan Jakarta Batik Carnival pada 21-22 Mei 2011. Setelah berhasil pada
acara pertama, untuk kali keduanya pada sabtu dan minggu 5-6 Mei 2012 diadakan
kembali Jakarta Batik Carnival. Dengan menyuguhkan fesyen show batik, kuliner
tradisional, bazar berbagai macam bahan motif batik.
Acara
ini mendapat apresiasi dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kali kedua.
Pertama ditahun 2011 dengan kategori ‘Pengecatan jalan terpanjang dengan motif
batik (minimal 100 meter)’. Kedua di tahun ini Palbatu memiliki jumlah rumah
warga yang paling banyak dicat dengan motif batik total sekitar 100 rumah.
Terget
yang akan dicapai selanjutnya memperluas Kampung Batik Palbatu ini. Yang
awalnya baru satu Rw dicat bermotif batik akan mengecat seluruh kawasan Palbatu
ini. “Saat ini memang baru Rw empat yang dijadikan Kampung Batik Palbatu, namun
Kampung Batik Palbatu bukan milik Rw empat tetapi miliki semua.” Tegasnya
diakhir-akhir wawancara.
baguuus myh tulisannya
BalasHapus