Jumat, 24 Agustus 2012

EDITING DALAM BAHASA JURNALISTIK

Menulis adalah menyusun kata-kata, yang akan dibaca, dikutip dan diingat orang. Penulis dan copy editor bekerja samauntuk mewujudkan tulisan ini. Penyuntingan naskah (copyediting) berarti menata naskah agar tidak terjadi kesalahan, seperti mengubah huruf besar untuk nama negara “Indonesia” dan meletakan koma dalam urutan kalimat “singa, beruang, dan kerbau.”
Dewasa ini seorang penyunting naskah juga membahas tulisan bersama penulis dengan mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan isu, struktur, dan aliran berita.
PROSES PEMERIKSAAN TULISAN
Salah satu kunci copyediting yang baik adalah tahu apa yang mesti ditanyakan kepada penulis naskah. Pertanyaan ini harus datang dari editor yang melihat berita dari perspektif pembaca. Proses pertanyaan ini akan membantu penulis mengembangkan pemahaman akan tujuan dan fokus berita.
Pertanyaan itu dapat diorganisir sedemikian rupa dalam tiga tahap dasar: tahap perencanaan, tahap pengumpulan dan tahap penulisan.
1.      TAHAP PERENCANAAN
Tujuan pertanyaan  tahap ini membantu penulis menyusun pertanyaan atau fokus sebelumwawancara.
2.      TAHAP PENGUMPULAN
Pertanyaan-pertanyaan dalam tahap pengumpulan harus membantu penulis untuk memilah-milih gambaran dalam dan informasi yang dikumpulkan dari wawancara dan observasi.
3.      TAHAPA PENULISAN
Pertanyaan dalam tahap penulisan dimaksudkan untuk membantu penulis memilah-milih informasi riset dan wawancara. Penulis harus menentukan kutipan mana yang akan dipakai, apakah dengan mengutip persis kata demi kata atau tidak.
Dalam setiap tahap, peran editor naskah adalah memberi bantuan kepada penulis dalam menyusun kata-kata atau kalimat berita.
SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK MENYUNTING
Editor yang baik perlu punya akses cepat ke banyak sumber
·         Pedoamn penulisan jurnalistik, seperti dari Associated Press atau New York Times, atau pedoman penulisan jurnalisme sekolah.
·         Kamus dan thesaurus, termasuk yang sudah dalam bentuk program pengolahan kata.
·         Direktori sekolah atau kampus yang berisi daftar seluruh nama siswa/mahasiwa, staf fakultas, sehingga reporter dan editor dapat memverifikasi ejaan nama, gelar dan sebagainya.
·         Buku telepon umum dan bisnis untuk memverifikasi nama dan alamat.
·         Kamus almanak dan biografis, yang berguna untuk memverifikasi fakta dan nama prestasi dari tokoh yang mungkin dikutip dalam berita.
·         Buku pegangan bahasa (EYD, pedoman tata bahasa) yang berguna bagi editor dan reporter.
·         Koran, majalah, dan yearbook edisi lama untuk memverifikasi update berita dan liputan terkini.
Berbekal ini semua, editor bisa mulai melakukan penyuntingan akhir. Untuk mengevaluasi berita, editor perlu membaginya menjadi beberapa  bagian.
TERAS BERITA
·         Dalam teras berita langsung, apakah informasi yang terkini dan paling penting sudah ada?
·         Dapatkah teras berita itu diperpendek tetapi tetap jelas?
·         Dalam teras feature, apakah anekdot, gambar, atau pernyataan sudah sesuai dengan fokus berita?
·         Apakah semua faktanya sudah benar?
Teras berita ini memengaruhi dibaca atau tidaknya berita yang disajikan. Teras ini karenanya amat berharga dan penting bagi penulis berita.
ORGANISASI ISI BERITA DAN ALIRAN BERITA
Meski para penulis pemula sering ingin mendapatkan resep penulisan isi, namun sesungguhnya tidakpedoman atau resep yang berlaku.
Naun editor dapat memulai dengan pertanyaan seperti ini:
·         Apakah ada pertanyaan yang belum terjawab?
·         Apakah anda sudah menata berita sedemikian rupa sehingga dapat diapahami dengan jelas?
·         Apakah anda sudah membaca berita keras-keras untuk memastikan aliran beritanya sudah bagus?
Dalam buku Coaching Writers, Roy Peter Clark dan Don Fry menulis beberapa tipa yang bisa digunakan oleh edotor untuk memberi saran kepada penulis berita:
·         Tanyakan apa yang perlu diketahui oleh pembaca dan bagaimana urutannya?
·         Aturlah materi dalam bentuk narasi dengan awal, pertengahan dan akhir.
·         Tulis beberapa subjudul untuk suatu bagian dengan memvisualisasikan seperti apakah berita itu nantinya?
·         Tulis daftar pelaku dalam berita dan motifnya.
·         Tulis ringkasan berita dengan tepat tanpa pedulikan kalimatnya, kemudian cetaklah dan garis bawahi hal-hal yang penting dan susunlah dalam garis besar. Lalu buanglah ringkasan itu.
·         Susun materi menjadi scene. Bab atau keduanya.
PEMBERITAAN
PENGECEKKAN FAKTA
Editor harus memahamidetail dan jika perlu, memeriksa setiap fakta, setiap nama dan setiap kata.
·         Hilangkan fakta yang meragukan.
·         Cek semua fakta untuk memastikan konsistensi.
·         Konfirmasikan fakta dan lakukan verifikasi nama.
·         Cek angka, khususnya yang berkaitan dengan total.
·         Cermatlah dalam memeriksa tanggal dan waktu. Cek semua tanggal, bulan dan hari dengan merujuk pada kalender.
KEJELASAN DAN KERINGKASAN
Editor memastikan kejelasan dari setiap kalimat dan paragraf. Editor dapat menggunaan petunjuk dibawah ini.
·         Jika ada paragraf yang perlu ditata ulang, maka lakukannlah.
·         Jika isi paragrafnya berulang-ulang, maka kombinasikanlah atau hilangkan salah satu.
·         Jika paragraf terlalu panjang, maka pecahlah paragraf itu menjadi dua atau lebih paragraf.
·         Jika naskah memuat daftar nama yang panjang, letakkan daftar itu di bagian lain seperti di sidebar atau ringkaslah isinya.
·         Letakkan ide penting di awal kalimat.
·         Buanglah kata atau kalimat atau klausal yang boros, atau kombinasikanlah.
·         Sederhanaka kalimat yang rumit.
·         Perkuat nada kalimat denganmengubah bentuk pasif menjadi aktif (tentu saja kadang-kadang bentuk pasih juga perlu). Dalam kalimat berikut ini aktif lebih baik.
-          Wampus Cats bermain defensif kali ini. (Bukan: Permainan defensif dilakukan oleh Wampus Cats)
-          Ryan Coleman terpilih kembali menjadi ketua senat. (Bukan: Lembaga senat memilih kembali Ryan Coleman sebagai ketua senat yang baru).
·         Hilangkan ekspresi yang basi.
·         Usahakan kalimat menjadi variatif.
·         Tingkatkan diksinya dengan menggunakan kata spesifik dan tepat: berdebat berbeda dengan bantahan-bantahan; baik hati adalah umum, sedangkan dermawan, penyayang, adalah khusus; blak-blakan adalah sinonim untuk terus terang, terbuka, jujur, tetapi kata itu mengandung makna khusus; pohon adalah umum, sedangkan karet, jati, cemara adalah khusus.
·         Hilangkan komentar editorial kecuali bentuk berita memang mengizinkan untuk dikomentari, yakni kolom, editorial atau review (ulasan).
DETAIL
Saat editor mengkoreksi kesalahan ejaan, gaya dan tata bahasa, mungkin terjadi kesalahan lagi dalam proses koreksi ini. Diperlukan pembacaan finalo sekali lagi untuk memperbaikinya.
PROSES SELANJUTNYA
Tugas editor naskah belum selesai meski kesalahan telah diperbaiki dan berita dipublikasikan. Sisihkan sedikit wktu untuk mendiskusikan berita dengan penulis.
Diskusi pasca-publikasi dimaksudkan untuk mengevaluasi berita dan mengambil pelajaran. Editor dapat memberi saran soal teras berita, problem yang sering dihadapi, atau memberi saran perbaikan mutu berita.
KESALAHAN UMUM DALAM EDITING
·         Menggunakan sinonim untuk kata.
·         Menggunakan inisial sekolah.
·         Penggunaan kata atau gaya penulisan secara tak konsisten.
·         Penggunaan kata ganti yang tidak tepat.
·         Menyisipkan kata “ketika ditanya” untuk menjelaskan kutipan.
·         Mengkombinasikan beberapa kutipan diparagraf yang sama. Ketika pembicara mengubah topik, direkomendasikan menggunakan paragraf baru.
·         Penyalahgunaan frase dinyatakan. Kata ini sebaiknya dipakai untuk kutipan dari teks tertulis. Jangan dipakai untuk kutipan dari wawancara langsung.
·         Kesalahan penulisan nama. Reporter harus bertanya langsung ke yang punya nama.
DAFTAR PUSTAKA
  • Asy’ari Oramahi, Hasan. 2003,  Menulis untuk telinga sebuah manual penulisan berita radio. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
  • Eneste, Pamusuk. 2009, Buku Pintar Penyunting Naskah. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
  • Tom E. Rolnicki. 2008, Pengantar Dasar Jurnalisme. Kencana, Jakarta.
  • Yunus, Syarifudin. 2010, Jurnalistik Terapan. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar